Selasa, 24 Juni 2008

Untuk sahabatku dan para ateis


Remang-remang, lampu 5 watt
Dalam rumah kecil dari kayu
Di depan bangku, duduk di kursi yang mulai rapuh
Seorang pemuda, sebotol anggur dan sebatang rokok
Sendau gurau cicak dan nyayian jangkrik
Menghiasi kesunyian malam itu

Pemuda mabuk yang mengharukan
Bicara sendiri, kirih tak jelas
”celakalah aku ini, jika Allah itu memang benar-benar ada”
ekspresi senyumnya mengejek

mual-mual tak tertahan
terhuyung-huyung berjalan keluar halaman
memuntahkan isi perut, lalu bersandar
di bawah pohon.

”malam ini indah sekali”
di lihatnya langit, hanya ada 1 bintang, yang bersinar
”kasihan, bintang itu kesepian”
”itu adalah planet”
”dan mungkin, lebih besar dari planet ini”
seketika ia terdiam, hanya terdiam...
lalu jelas terlihat, air matanya mengalir tak tertahankan
isak tangisnya lirih dan panjang, turun naik
”ternyata Allah itu benar-benar ada”
”bintang itulah buktinya”
dadanya sesak, namun ia tersenyum sangat indah
menunduk kepalanya, bicara sendiri, tak jelas
lirih dan semakin lirih...
bersamaan adzan subuh, berakhir sudah buku hidupnya
di bawah pohon, berlinang air mata, tersenyum indah,
menundukkan kepala.
Ia pergi dengan pengakuan dan kerendahan hati

Ku baca halaman terakhir dari buku hidupnya
Sebuah penutup yang indah

Beberapa baris tentang pengakuan
”Ya Allah ternyata Engkau benar-benar ada,
surga itu juga benar-benar ada
neraka pun juga benar-benar ada
perkataan Muhammad itupun benar adanya”.
Beberapa baris permohonan maaf
” Ya Allah maafkan lah aku, maafkan aku...
aku yang selama ini bodoh...
maafkan aku.... aku mohon...”.

Berberapa baris ucapan terima kasih
”Terima kasih telah menciptakan aku,
membuatku ada, bisa di sebut dan di indera,
entah baik atau buruk diri ini aku terima dengan pasrah.
Terima kasih menciptakan aku....
Dan terima kasih untuk semuanya.
Terima kasih....”.

dan
aku di sini, mengucapkan...
Selamat tinggal sahabat
semoga apa yang ada pada dirimu dan diriku Allah maafkan dan ridhoi
hingga kita bisa berjumpa kembali di surga
bercanda, bersama bicara tentang masa-masa yang lalu di dunia
di atas padang rumput, hijau tua, di surga

aku di sini, menantang...
para ateis di manapun mereka berada
sentuhlah bumi, tataplah langit
buatkan aku sebuah planet yang seperti ini
yang selalu berputar sendiri
dan berputar mengelilingi matahari
dan diputari bulan yang indah
yang mempunyai berjuta-juta kehidupan
yang mempunyai berjuta-juta kisah
membahagiakan dan mengharukan

dan niscaya kalian tidak akan bisa membuatnya
takkan pernah bisa
sehelai rambutpun, takkan bisa
dan takkan pernah bisa

the Data

Data


Sedikit demi sedikit
Kepingan demi kepingan ilmu, ku cari
Terus ku cari, tuk ku susun
Susunan demi susunan ilmu, ku pahami
Terus ku pahami, justru membuat ku smakin tak mengerti

Hingga datang waktu itu
Kutemukan satu kepingan ilmu
Yang mejadi kunci tiap-tiap kepingan
Agar dapat di susun dengan tepat

Akhirnya... jelas sudah
Arti dari semua ini
Menakjubkan... juga menakutkan
Peta kehidupan
Sebuah makna penciptaan, takdir dan kenyataan
Arti keberadaan dan ketidakberadaan
Masa lalu, sekarang, dan masa depan

Sekejap...
Hatiku bak lautan, bergelombang menggangkat semua beban
Pikiranku bersiar-sinar, menerangi waktu dan kenyataan
Pendengaranku tajam, menembus setiap hati
Mataku bekilauan, menenangkan setiap jiwa
Dan Hanya satu kata yang bisa ku ucap
”Terima kasih...”

stop global warming, please...